Rabu, 24 Agustus 2016

Pancasila Sebagai Sebuah Sistem



APAKAH PANCASILA ITU BISA DIKATAKAN SEBAGAI SUATU SISTEM ?

Sistem adalah suatu kesatuan bagian – bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.   

Suatu hal bisa dikategorikan atau dikatakan sebagai sistem jika memiliki ciri – ciri lazim sebagai berikut :

1.      Suatu kesatuan bagian – bagian
2.      Bagian – bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri – sendiri
3.      Saling berhubungan, saling ketergantungan
4.      Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama
5.      Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks

Untuk menarik kesimpulan apakah pancasila bisa dikatakan sebagai suatu sistem, maka kita perlu menganalisa satu persatu melalui ciri – ciri yang tersebut diatas, antara lain :

1.      Suatu Kesatuan bagian – bagian

Susunan Pancasila mempunyai bentuk piramidal. Piramidal dalam hal ini diambil dari pengertian matematika, dimana dipergunakan untuk menggambarkan hubungan sila – sila dari Pancasila dalam urut – urutan luas dan juga dalam hal sifat – sifatnya. Jika dilihat dari intinya, urut – urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi – sifatnya, merupakan pengkhususan dari sila – sila yang dimukanya. Jika urut – urutan lima sila dianggap mempunyai maksud demikian, maka di antara lima sila ada hubungan yang mengikat yang satu kepada yang lain sehingga Pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat, seperti dapat kita rumuskan sebagai berikut :
·         Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai oleh sila – sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmad Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan, Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
·         Sila Kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah diliputi dan dijiwai oleh sila - sila Ketuhanan yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila – sila Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmad Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan, Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
·         Sila Ketiga : Persatuan Indonesia adalah diliputi dan dijiwai  oleh sila – sila Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah meliputi dan menjiwai sila – sila Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmad Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan, Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
·         Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmad Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan adalah diliputi dan dijiwai oleh sila - sila Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia adalah meliputi dan menjiwai sila – sila Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
·         Sila Kelima : Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia adalah diliputi dan dijiwai oleh sila – sila Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmad Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan, Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.





2.      Bagian – bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri – sendiri

Fungsi dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa
-
Pengakuan adanya Tuhan Yang Maha Esa
- Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah
   menurut agamanya
- Tidak memaksa warga negara dalam pelaksanaan beragama
- Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama
- Negara sebagai pelindung seluruh warga negaranya, apapun agama dan
   kepercayaan yang dianutnya tanpa melakukan diskriminasi

Fungsi dari sila Kemanusian yang Adil dan Beradab
- Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan
- Menjunjung tinggi hak asasi manusia

Fungsi dari sila Persatuan Indonesia
-  Menumbuahkan Nasionalisme, cinta bangsa dan tanah air, menggalang persatuan
   dan kesatuan bangsa, menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan
   maupun warna kulit dan keturunan, menumbuhkan rasa senasib sepenanggungan

Fungsi dari sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmad Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan
- Menciptakan proses dan mekanisme pengambilan keputusan yang demokratis

Fungsi dari  sila Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
-
Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat
- Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagian bersama
   menurut potensi masing-masing
- Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai
   dengan bidangnya.

3.      Saling Berhubungan, saling Ketergantungan

Penjabaran dari tiap sila – sila yang saling berhubungan dan saling ketergantungan dapat kita simpulkan sebagai berikut : bahwa hakikatnya adanya Tuhan adalah ada karena dirinya sendiri, Tuhan sebagai causa prima yaitu Yang Maha Esa. Oleh karena itu segala sesuatu yang ada termasuk manusia ada karena diciptakan Tuhan atau manusia ada sebagai akibat adanya Tuhan ( Sila 1 ). Adapun manusia adalah sebagai subjek pendukung pokok Negara, karena Negara adalah lembaga kemanusiaan, Negara adalah sebagai persekutuaan hidup bersama yang anggotanya adalah manusia ( Sila 2 ). Maka Negara adalah sebagai akibat adanya manusia yang bersatu ( Sila 3 ). Sehingga terbentuklah persekutuan hidup bersama yang disebut rakyat. Maka rakyat pada hakikatnya merupakan unsur Negara di samping wilayah dan pemerintah. Rakyat adalah sebagai totalitas individu – individu dalam Negara bersatu ( Sila 4 ). Keadilan pada hakikatnya merupakan tujuan suatu keadilan dalam hidup bersama atau dengan lain perkataan Keadilan Sosial ( Sila 5 ) pada hakikat sebagai tujuan dari lembaga hidup bersama yang disebut Negara.
Dari uraian – uraian diatas dapat kita perhatikan bahwa memang sila – sila yang terkandung didalam Pancasila saling berhubungan dan saling ketergantungan sehingga membentuk suatu struktur yang menyeluruh, maka dengan demikian pada hakekatnya Pancasila merupakan sistem.

4.      Kesemuanya dimaksud untuk mencapai Tujuan bersama

Jika kita perhatikan pada analisa tentang hubungan dan ketergantungan sila – sila dari Pancasila diatas, sebetulnya dari hubungan – hubungan tersebut dapat kita perhatikan bahwa tiap – tiap sila yang ada menempatkan manusia / rakyat sebagai subjek pendukung pokok sila – sila Pancasila.
Manusia sebagai pendukung pokok sila – sila Pancasila memiliki hal – hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa jasmani dan rokhani.

Dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwa kesemua sila – sila yang terkandung dalam Pancasila memiliki satu tujuan pokok yang sama yaitu menghasilkan manusia – manusia Indonesia yang berketuhanan yang maha esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

5.      Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “kompleks” mempunyai arti “himpunan kesatuan” atau “saling berhubungan”. Himpunan kesatuan / saling berhubungan disini maksudnya adalah jika sila – sila dari Pancasila merupakan suatu kesatuan yang utuh dari tiap – tiap silanya dan tiap – tiap silanya saling berhubungan. Seperti yang telah kami uraikan diatas baik dari ciri – ciri sistem nomor 1 sampai dengan nomor 4, maka kita dapat memperhatikan bahwa memang pancasila terjadi dalam lingkungan yang saling berhubungan dan mempunyai kesatuan pada sila – silanya.            
Kesatuan sila – sila pada Pancasila tidak akan mencapai fungsi sebagai Pandangan Hidup, Ideologi dan Dasar Negara jika satu sila terpisah dari sila lainnya dengan kata lain setiap sila tidak dapat berdiri sendiri.


KESIMPULAN : Dari semua ciri – ciri lazimnya suatu hal dikatakan sebagai suatu sistem, maka dapat dipastikan bahwa jawabannya adalah YA, PANCASILA ITU  BISA DIKATAKAN SEBAGAI SUATU SISTEM dengan memperhatikan uraian – uraian diatas ( nomor 1 – 5 ).

                                                  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar