APAKAH PANCASILA ITU BISA DIKATAKAN SEBAGAI SUATU
SISTEM ?
Sistem adalah suatu kesatuan bagian – bagian yang
saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Suatu hal bisa dikategorikan atau dikatakan
sebagai sistem jika memiliki ciri – ciri lazim sebagai berikut :
1.
Suatu kesatuan
bagian – bagian
2.
Bagian – bagian
tersebut mempunyai fungsi sendiri – sendiri
3.
Saling
berhubungan, saling ketergantungan
4.
Kesemuanya
dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama
5.
Terjadi dalam
suatu lingkungan yang kompleks
Untuk menarik kesimpulan apakah pancasila bisa
dikatakan sebagai suatu sistem, maka kita perlu menganalisa satu persatu melalui
ciri – ciri yang tersebut diatas, antara lain :
1. Suatu
Kesatuan bagian – bagian
Susunan Pancasila mempunyai bentuk piramidal.
Piramidal dalam hal ini diambil dari pengertian matematika, dimana dipergunakan
untuk menggambarkan hubungan sila – sila dari Pancasila dalam urut – urutan
luas dan juga dalam hal sifat – sifatnya. Jika dilihat dari intinya, urut –
urutan lima
sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi – sifatnya,
merupakan pengkhususan dari sila – sila yang dimukanya. Jika urut – urutan lima sila dianggap mempunyai maksud demikian, maka di
antara lima
sila ada hubungan yang mengikat yang satu kepada yang lain sehingga Pancasila
merupakan suatu kesatuan yang bulat, seperti dapat kita rumuskan sebagai
berikut :
·
Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah
meliputi dan menjiwai oleh sila – sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmad Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan, Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
·
Sila Kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah
diliputi dan dijiwai oleh sila - sila Ketuhanan yang Maha Esa adalah meliputi
dan menjiwai sila – sila Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh
Hikmad Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan, Keadilan Sosial bagi
seluruh Rakyat Indonesia
·
Sila Ketiga : Persatuan Indonesia adalah diliputi
dan dijiwai oleh sila – sila Ketuhanan
yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah meliputi dan menjiwai
sila – sila Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmad
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan, Keadilan Sosial bagi seluruh
Rakyat Indonesia
·
Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh
Hikmad Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan adalah diliputi dan
dijiwai oleh sila - sila Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia adalah meliputi dan menjiwai sila – sila Keadilan
Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
·
Sila Kelima : Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia adalah diliputi dan dijiwai oleh sila – sila Ketuhanan yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
dipimpin oleh Hikmad Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan, Keadilan
Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
2. Bagian –
bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri – sendiri
Fungsi dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa
- Pengakuan adanya Tuhan Yang Maha Esa
- Pengakuan adanya Tuhan Yang Maha Esa
-
Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah
menurut agamanya
- Tidak memaksa warga negara dalam pelaksanaan beragama
- Tidak memaksa warga negara dalam pelaksanaan beragama
-
Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama
- Negara sebagai pelindung seluruh warga negaranya, apapun agama dan
- Negara sebagai pelindung seluruh warga negaranya, apapun agama dan
kepercayaan yang dianutnya tanpa melakukan
diskriminasi
Fungsi dari sila Kemanusian yang Adil dan Beradab
- Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan
- Menjunjung tinggi hak asasi manusia
- Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan
- Menjunjung tinggi hak asasi manusia
Fungsi dari sila Persatuan Indonesia
- Menumbuahkan Nasionalisme, cinta bangsa dan tanah air, menggalang persatuan
dan kesatuan bangsa, menghilangkan penonjolan
kekuatan atau kekuasaan
maupun warna kulit dan keturunan, menumbuhkan
rasa senasib sepenanggungan
Fungsi dari sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmad Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan
- Menciptakan
proses dan mekanisme pengambilan keputusan yang demokratis
Fungsi
dari sila Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia
- Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat
- Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagian bersama
- Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat
- Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagian bersama
menurut potensi masing-masing
- Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai
- Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai
dengan bidangnya.
3.
Saling
Berhubungan, saling Ketergantungan
Penjabaran dari tiap sila – sila yang saling
berhubungan dan saling ketergantungan dapat kita simpulkan sebagai berikut :
bahwa hakikatnya adanya Tuhan adalah ada karena dirinya sendiri, Tuhan sebagai causa prima yaitu Yang Maha Esa. Oleh
karena itu segala sesuatu yang ada termasuk manusia ada karena diciptakan Tuhan
atau manusia ada sebagai akibat adanya Tuhan ( Sila 1 ). Adapun manusia adalah
sebagai subjek pendukung pokok Negara, karena Negara adalah lembaga
kemanusiaan, Negara adalah sebagai persekutuaan hidup bersama yang anggotanya
adalah manusia ( Sila 2 ). Maka Negara adalah sebagai akibat adanya manusia
yang bersatu ( Sila 3 ). Sehingga terbentuklah persekutuan hidup bersama yang
disebut rakyat. Maka rakyat pada hakikatnya merupakan unsur Negara di samping
wilayah dan pemerintah. Rakyat adalah sebagai totalitas individu – individu
dalam Negara bersatu ( Sila 4 ). Keadilan pada hakikatnya merupakan tujuan
suatu keadilan dalam hidup bersama atau dengan lain perkataan Keadilan Sosial (
Sila 5 ) pada hakikat sebagai tujuan dari lembaga hidup bersama yang disebut
Negara.
Dari uraian – uraian diatas dapat kita perhatikan
bahwa memang sila – sila yang terkandung didalam Pancasila saling berhubungan
dan saling ketergantungan sehingga membentuk suatu struktur yang menyeluruh,
maka dengan demikian pada hakekatnya Pancasila merupakan sistem.
4.
Kesemuanya
dimaksud untuk mencapai Tujuan bersama
Jika kita perhatikan pada analisa tentang hubungan
dan ketergantungan sila – sila dari Pancasila diatas, sebetulnya dari hubungan
– hubungan tersebut dapat kita perhatikan bahwa tiap – tiap sila yang ada menempatkan
manusia / rakyat sebagai subjek pendukung pokok sila – sila Pancasila.
Manusia sebagai pendukung pokok sila – sila
Pancasila memiliki hal – hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat,
raga dan jiwa jasmani dan rokhani.
Dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwa kesemua
sila – sila yang terkandung dalam Pancasila memiliki satu tujuan pokok yang
sama yaitu menghasilkan manusia – manusia Indonesia yang berketuhanan yang maha
esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia,
yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
5.
Terjadi
dalam suatu lingkungan yang kompleks
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “kompleks”
mempunyai arti “himpunan kesatuan” atau “saling berhubungan”. Himpunan kesatuan
/ saling berhubungan disini maksudnya adalah jika sila – sila dari Pancasila
merupakan suatu kesatuan yang utuh dari tiap – tiap silanya dan tiap – tiap
silanya saling berhubungan. Seperti yang telah kami uraikan diatas baik dari
ciri – ciri sistem nomor 1 sampai dengan nomor 4, maka kita dapat memperhatikan
bahwa memang pancasila terjadi dalam lingkungan yang saling berhubungan dan
mempunyai kesatuan pada sila – silanya.
Kesatuan sila – sila pada Pancasila tidak akan
mencapai fungsi sebagai Pandangan Hidup, Ideologi dan Dasar Negara jika satu
sila terpisah dari sila lainnya dengan kata lain setiap sila tidak dapat
berdiri sendiri.
KESIMPULAN : Dari semua ciri – ciri lazimnya suatu
hal dikatakan sebagai suatu sistem, maka dapat dipastikan bahwa jawabannya
adalah YA, PANCASILA ITU BISA DIKATAKAN SEBAGAI SUATU SISTEM
dengan memperhatikan uraian – uraian diatas ( nomor 1 – 5 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar