Rabu, 24 Agustus 2016

Serba-Serbi Bollywood



Sejarah film Bollywood
(bahasa Hindi: बॉलीवुड, bahasa Urdu: بالیوڈ) adalah nama tidak resmi untuk industri film India populer berbahasa Hindi yang berbasis di Mumbai. Istilah "Bollywood" kadang-kadang dipakai secara salah merujuk pada seluruh film India, yang sebenarnya memiliki banyak pusat industri film, misalnya film berbahasa Tamil berbasis di Kodambakkam, di kawasan Chennai yang terkenal dengan julukan "Kollywood", film berbahasa Telugu berbasis di Hyderabad, dijuluki "Tollywood".
Nama "Bollywood" berasal dari gabungan Bombay (nama lama untuk Mumbai) dan Hollywood.[1] Bollywood adalah produsen film terbesar di India sekaligus salah satu produsen film terbesar di dunia.[2][3][4]
Film-film Bollywood secara resmi disebut sinema Hindi.[5] Meskipun demikian, film Bollywood juga dibuat dengan berbahasa Urdu. Ada pula film-film yang memasukkan percakapan dan lagu-lagu dalam bahasa Inggris India. Bukan hal yang aneh bila menonton film India yang berisi dialog bercampur kata-kata bahasa Inggris, atau bahkan kalimat berbahasa InggrisFilm Raja Harishchandra (1913) karya Dadasaheb Phalke adalah film bisu layar lebar pertama produksi India. Pada tahun 1930-an, industri film di India menghasilkan lebih dari 200 judul film per tahun.[11] Film bersuara produksi India yang pertama, Alam Ara (1931) karya Ardeshir Irani sukses sebagai film laris. India memiliki pasar yang luas untuk film bersuara dan film musikal, sehingga Bollywood dan industri film regional di India beramai-ramai mulai memproduksi film bersuara.
India berada dalam kekacauan sepanjang tahun 1930-an dan 1940-an, termasuk akibat Depresi Besar, Perang Dunia II, dan Gerakan Kemerdekaan India, dan pemisahan India. Sebagian besar film Bollywood diproduksi sebagai bentuk eskapisme, sekadar melarikan diri dari kenyataan. Namun ada pula sejumlah pembuat film yang mengangkat masalah-masalah sosial, atau menggunakan perjuangan kemerdekaan India sebagai latar belakang film[11]
Setelah sukses besar dengan Alam Ara, Ardeshir Irani membuat Kisan Kanya yang merupakan film berwarna pertama dalam bahasa Hindi. Tahun berikutnya, Irani membuat satu lagi film berwarna berjudul Mother India. Meskipun demikian, film berwarna belum menjadi populer hingga akhir tahun 1950-an. Melodrama dan film musikal yang romantis sudah mendominasi sejak awal sejarah film India.
Film
.[6] Film Raja Harishchandra (1913) karya Dadasaheb Phalke adalah film bisu layar lebar pertama produksi India. Pada tahun 1930-an, industri film di India menghasilkan lebih dari 200 judul film per tahun.[11] Film bersuara produksi India yang pertama, Alam Ara (1931) karya Ardeshir Irani sukses sebagai film laris. India memiliki pasar yang luas untuk film bersuara dan film musikal, sehingga Bollywood dan industri film regional di India beramai-ramai mulai memproduksi film bersuara.
India berada dalam kekacauan sepanjang tahun 1930-an dan 1940-an, termasuk akibat Depresi Besar, Perang Dunia II, dan Gerakan Kemerdekaan India, dan pemisahan India. Sebagian besar film Bollywood diproduksi sebagai bentuk eskapisme, sekadar melarikan diri dari kenyataan. Namun ada pula sejumlah pembuat film yang mengangkat masalah-masalah sosial, atau menggunakan perjuangan kemerdekaan India sebagai latar belakang film[11]
Setelah sukses besar dengan Alam Ara, Ardeshir Irani membuat Kisan Kanya yang merupakan film berwarna pertama dalam bahasa Hindi. Tahun berikutnya, Irani membuat satu lagi film berwarna berjudul Mother India. Meskipun demikian, film berwarna belum menjadi populer hingga akhir tahun 1950-an. Melodrama dan film musikal yang romantis sudah mendominasi sejak awal sejarah film India.
Tidak seperti halnya Hollywood, Bollywood tidak menunjuk kepada satu tempat tertentu di atas peta, dan tidak ada studio yang secara fisik berada di Bollywood. Walaupun istilah Hollywood sudah masuk ke dalam Oxford English Dictionary, sebagian pihak tidak menyukai nama Bollywood karena tidak ingin industri film India terlihat sebagai keponakan Hollywood yang miskin.[1][7]
Istilah "Bollywood" berasal dari tahun 1970-an, ketika India mengambil alih kedudukan Amerika Serikat sebagai produsen film terbesar di dunia. Gelar pencipta istilah Bollywood telah diklaim oleh beberapa orang yang berbeda, termasuk di antaranya penulis lirik, pembuat film, dan cendekiawan bernama Amit Khanna,[8] dan wartawan Bevinda Collaco.[9]
Ide penamaan industri film Hindi sebagai Bollywood berasal dari sinema Benggala Barat yang disebut Tollywood. Istilah Tollywood yang merupakan peniru nama Hollywood yang pertama, sudah dipakai untuk industri film Benggala sejak 1932. Tollywood yang dulunya merupakan pusat sinema India, berpusat di selatan Kolkata, di tempat yang bernama Tollygunge (secara kebetulan namanya mirip Hollywood). Istilah Bollywood baru muncul kemudian setelah industri film yang berpusat di Bombay mengambil alih kedudukan Tollygunge sebagai pusat industri film India.[10]
FILM INDIA DAN PERKEMBANGAN
industri film India, terutama Bollywood, telah berkembang dalam dua abad terakhir. Semua perkembangan tersebut itu telah menjadi cerita panjang hampir 9 dekade, dengan gambar hidup yang telah berubah menjadi sebuah kerajaan ekonomi multicabang dan luas. Sinema India dewasa ini merupakan ini industri film terbesar di dunia dalam hal jumlah film dan telah menghasilkan sekitar 27.000 film dan ribuan film dokumentasi pendek. Setelah memantapkan dirinya sebagai industri yang patut diakui, industri film India telah membuat banyak kemajuan di hampir semua bidang, seperti infrastruktur ritel, pembiayaan, pemasaran dan distribusi. Dengan penyebaran besar India diaspora dan pertumbuhan brand India, telah membuat terobosan di pasar internasional. Bahkan, pada masa lalu, ekspor film India lebih tinggi daripada penjualan domestik. Industri ini telah membuat kemajuan dalam 4 aspek globalisasi, yaitu, barang/jasa, modal, teknologi dan people. Di masa depan untuk mendapatkan pangsa pasar yang besar dan menyaingi Hollywood dalam soal keuangan, industri ini perlu diberitakan dukungan peluang dan modal, terutama dalam pemasaran internasional dan distribusi. India sebetulnya merupakan negara pertama yang “melek sinema.” Pada tahun 1896, setahun setelah kamera film ditemukan di Prancis, gambar hidup itu dipertunjukkan oleh penemunya, Lumiere bersaudara, di Mumbai (dulu bernama Bombay, dan dari kata ini kemudian membentuk kata Bollywood), yang pada waktu itu masih dijajah Inggris. Pada waktu itu diputar untuk pertama kalinya 6 film yang berdurasi pendek. Sebuah film yang berjudul King Harishchandra untuk pertama kali diputar pada tahun 1913 dan berkategori sebagai film bisu. Film Lights of Asia karya Himansu Rai merupakan film yang pertama kali diproduksi yang bekerjasama dengan Jerman (1925). Sementara itu, “gambar idoep jang bisa bitjara” pertama kali diputar pada tahun 1931 dengan judul Alam Ara. Pada tahun 1933, untuk pertama kali berhasil diproduksi film berwarna (yang dicetak dan diproses di Jerman) dengan judul Sairandhri dari Prabhat Studios. Sesudah dilaksanakannya Kongres Produser Film India (1935) pada tahun 1940, Pemerintah Kolonial mendirikan Badan Pertimbangan Perfilman.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/isharyanto/bollywood-perkembangan-dan-tantangan-di-tingkat-global_552809666ea83469108b458f



Tidak ada komentar:

Posting Komentar